https://tulungagung.times.co.id/
Berita

Cuaca Ekstrem Melanda Asia: Dari Gelombang Panas hingga Banjir Mematikan

Kamis, 07 Agustus 2025 - 11:02
Cuaca Ekstrem Melanda Asia: Dari Gelombang Panas hingga Banjir Mematikan Banjir akibat hujn deras merendam ribuan rumah di negara bagian Uttarakhand, India, Kamis (7/8/2025). Pemerintah India melaporkan sedikitnya 100 orang dinyatakan hilang dan 4 orang meninggal. (FOTO: AP Photo)

TIMES TULUNGAGUNG, JAKARTA – Saat hujan deras mengguyur Tiongkok, Hong Kong, dan sebagian wilayah India, gelombang panas ekstrem menyelimuti Jepang dan Korea Selatan. Cuaca ekstrem ini telah menewaskan ratusan orang di kawasan Asia dalam beberapa pekan terakhir.

Dikutip dari BBC, Kamis (7/8/2025), para ilmuwan menyebutkan bahwa perubahan iklim telah memperparah intensitas, frekuensi, dan ketidakpastian fenomena cuaca ekstrem. Asia menjadi kawasan yang paling terdampak, dengan suhu yang meningkat hampir dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

Selama 30 tahun terakhir, Asia telah menderita kerugian sebesar 2 triliun dolar AS (sekitar Rp32 ribu triliun) akibat bencana seperti banjir, kekeringan, dan gelombang panas, berdasarkan survei tahunan Climate Risk Index.

Rekor Panas Baru di Jepang dan Korea Selatan

Jepang mencatat suhu tertingginya sepanjang sejarah pada Selasa lalu, dengan termometer menyentuh 41,8°C di Kota Isesaki, Prefektur Gunma. Negara ini juga mengalami bulan Juni dan Juli terpanas yang pernah tercatat.

Antara pertengahan Juni hingga akhir Juli, tercatat sedikitnya 56 orang meninggal dunia akibat sengatan panas, menurut kantor pemeriksa medis di Tokyo.

Pihak berwenang bahkan menangguhkan beberapa layanan kereta api karena kekhawatiran suhu tinggi dapat melengkungkan rel.

“Saya sangat khawatir soal pemanasan global, tapi dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak bisa hidup tanpa pendingin ruangan,” kata seorang pekerja kantoran di Jepang kepada AFP. “Saya tidak tahu harus bagaimana, saya hanya berusaha bertahan dari hari ke hari.”

Namun, suhu ekstrem ini diperkirakan akan sedikit mereda dalam beberapa hari ke depan, dengan sejumlah wilayah diperkirakan diguyur hujan hingga 200 mm. Hujan ini diharapkan membawa udara yang lebih sejuk dan memberikan sedikit kelegaan dari cuaca terik.

Di Korea Selatan, Juli lalu menjadi bulan dengan rekor 22 malam tropis berturut-turut—yakni ketika suhu malam hari tidak turun di bawah 25°C. Layanan darurat juga menerima lonjakan panggilan terkait penyakit akibat panas.

Sebagai respons, sejumlah kantor pemerintah dan tempat kerja melonggarkan aturan berpakaian agar pegawai bisa bekerja dengan lebih nyaman dan mengurangi ketergantungan pada AC.

Vietnam juga mencatat suhu tinggi luar biasa. Hanoi, ibu kota negara itu, mengalami hari pertama di bulan Agustus dengan suhu di atas 40°C. “Kota ini seperti wajan panas,” ujar Nam, seorang pekerja konstruksi, kepada AFP.

Musim Badai dan Banjir Mematikan di Asia Timur dan Selatan

Sementara itu, situasi berbeda terjadi di Tiongkok, yang tengah dilanda banjir besar dari Shanghai hingga Beijing. Hujan deras terus mengguyur wilayah selatan, memicu kekhawatiran longsor dan banjir lanjutan. Tim penyelamat dikerahkan untuk membersihkan puing-puing.

Di Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, ratusan penerbangan dibatalkan atau tertunda. Banjir yang merendam jalanan meningkatkan risiko penyebaran virus chikungunya, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Hujan deras memang umum terjadi di selatan Tiongkok pada waktu ini, tetapi kehadiran badai tropis—terutama dalam sebulan terakhir—memperparah situasi. Pekan lalu, tercatat tiga badai aktif di wilayah barat Pasifik. Sebelumnya, sebelum bulan Juni, aktivitas badai tropis nyaris tidak ada.

Akhir Juli lalu, distrik pegunungan di Beijing diterjang banjir bandang yang menewaskan puluhan orang, termasuk 31 penghuni sebuah panti jompo.

India dan Pakistan Juga Terdampak Parah

Di India, lebih dari 100 orang dilaporkan hilang di negara bagian Uttarakhand setelah cloudburst—hujan ekstrem dalam waktu sangat singkat—menyebabkan banjir bandang.

Pakistan pun mengalami nasib serupa. Sejak Juni, hampir 300 orang, termasuk lebih dari 100 anak-anak, meninggal dalam insiden terkait hujan. Ratusan rumah dan bangunan rusak, dan sedikitnya seperempat sekolah di Provinsi Punjab mengalami kerusakan parah, menurut laporan LSM Save the Children.

Di Hong Kong, hujan lebih dari 350 mm mengguyur pada hari Selasa—hari terbasah di bulan Agustus sejak tahun 1884. Sebagai perbandingan, Hong Kong rata-rata menerima curah hujan sekitar 2.400 mm per tahun, sebagian besar terjadi pada musim panas antara Juni dan Agustus. (*/BBC)

Pewarta : Wahyu Nurdiyanto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tulungagung just now

Welcome to TIMES Tulungagung

TIMES Tulungagung is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.