https://tulungagung.times.co.id/
Berita

Mengenang Yahya Sinwar: Pahlawan Pertempuran Rakyat Palestina

Selasa, 22 Oktober 2024 - 16:36
Mengenang Yahya Sinwar: Pahlawan Pertempuran Rakyat Palestina Ilustrasi Yahya Sinwar. (Ilustrasi: Abdelrahman Sharaff)

TIMES TULUNGAGUNG, JAKARTA – Nama Yahya Sinwar sempat menjadi pembakar semangat perlawanan rakyat Palestina melawan Israel beberapa waktu yang lalu. Sayangnya pahlawan Jalur Gaza ini harus meregang nyawa di medan laga akibat serangan Israel (17/10/2024).

Dikutip dari Gaza News Plus, setelah berita kematian Yahya Sinwar tersebar di berbagai platform media sosial, terjadi kerumunan besar di Al-Sabeen Square di Yaman. Rakyat yang berkumpul sambil berteriak dengan suara yang keras, mereka dengan keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kemenangan itu pasti datang.

Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada Yahya Al-Sinwar, menyatakan dukungan mereka yang kokoh untuk para pahlawan Palestina dan Lebanon. 

Lahir dan Tumbuh dari Peperangan

Yahya Sinwar sendiri lahir pada 1962 di sebuah kamp pengungsi di Khan Younis, Jalur Gaza. Ia baru berusia lima tahun ketika kamp tersebut diserang oleh pasukan penjajah Zionis Israel dari Mesir dalam perang Timur Tengah pada 1967 lalu.

Bahkan jauh sebelum itu, keluarganya sendiri termasuk dari 700.000 rakyat Palestina yang harus terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangan pasukan penjajah Zionis Israel pada perang 1948.

Sinwar sangat aktif dalam menyuarakan isu Palestina, bahkan sempat bergabung dengan Ikhwanul Muslimin sejak masih belajar di Universitas Islam Gaza, yang pada saat itu ia mengambil jurusan Bahasa Arab.

Selama masa kuliah itulah, jiwa kepemimpinannya terbentuk dengan dipilih menjadi pemimpin “Blok Islam,” yang merupakan sayap mahasiswa Ikhwanul Muslimin.

Ia juga mendirikan aparat keamanan Ikhwanul Muslimin yang ditugaskan untuk fokus pada perlawanan dan perjuangan Palestina terhadap penjajah Zionis Israel. Kelompok ini kelak dikenal dengan nama “Al-Majid.”

Menghabiskan sebagian Hidup dalam Penjara

Dari semangat perlawanannya itu, Sinwar mengalami beberapa kali penahanan oleh penjajah Zionis Israel. Pada tahun 1982, penjajah Zionis Israel menahan Sinwar untuk pertama kalinya dengan tuduhan terlibat dalam kegiatan keamanan melawan penjajah Zionis Israel.

Kemudian, pada 20 Januari 1988, penjajah Zionis Israel menangkapnya kembali dan menjatuhkan hukuman yang lebih berat. Hukuman itu termasuk empat kali penjara seumur hidup ditambah 30 tahun mendekam di jeruji besi.

Kedua hukuman tersebut berdasar atas tuduhan mendirikan aparat keamanan Al-Majid dan berpartisipasi dalam pendirian sayap militer pertama Hamas, yang dikenal sebagai Mujahidin Palestina. Selama masa tahanannya ini, ia aktif belajar bahasa Ibrani guna lebih memahami bagaimana komunikasi musuh-musuhnya.

Sinwar menghabiskan 23 tahun di penjara penjajah Zionis Israel sebelum dibebaskan sebagai kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan penjajah Zionis Israel pada 2011. Kelak perjanjian ini dikenal dengan Kesepakatan Shalit.

Kematian sebagai Lahirnya Perlawanan

Dikutip dari Mintpress, 13 tahun lalu Yahya Sinwar dibebaskan dari penjara penjajah Zionis Israel setelah divonis 400 tahun lebih masa tahanan. Tak lama setelah itu, ia akhirnya terbunuh akibat serangan penjajah Zionis Israel di Rafah, Gaza Selatan. 

Balen Fernandez, seorang kolumnis Al-Jazeera menuliskan dalam sebuah artikelnya, bahwa Yahya Sinwar mungkin sudah martir, tapi tidak ada tanda-tanda genosida ini akan berakhir.

Berita pembunuhan pemimpin Hamas setelah setahun menghindari penangkapan hanya akan menimbulkan perlawanan yang lebih besar, yang akan digunakan Zionis Israel untuk membenarkan lebih banyak pembantaian yang mereka lakukan.

Pejabat Zionis Israel mengatakan bahwa Sinwar merupakan salah satu dari otak dibalik serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, bersama dengan Mohammed Deif komandan sayap militer Brigade al-Qassam dan wakilnya, Marwan Issa.

Dalam perannya sebagai pemimpin Hamas, setelah menggantikan Ismail Haniyeh pada Juli lalu setelah tewas di Teheran, Sinwar berfokus pada membangun hubungan antar negara di regionalnya.

Termasuk dengan memulihkan hubungan dengan para pemimpin Mesir dan membangun kembali hubungan dengan Iran setelah perselisihan mengenai perang saudara Suriah.

Sebelumnya, Sinwar sudah menjadi target utama penjajah Zionis Israel melalui berbagai serangannya di Gaza. Mereka sering kali memberikan keterangan bahwa sudah berhasil menangkap Sinwar dengan berbagai alasan dan klaim yang tanpa bukti. (*)

Pewarta: Lalu Ahmad Albani (DJ)

Pewarta :
Editor : Khodijah Siti
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tulungagung just now

Welcome to TIMES Tulungagung

TIMES Tulungagung is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.