TIMES TULUNGAGUNG, PEKANBARU – Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Riau, mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari hingga September 2025 telah mencapai 675 orang. Kecamatan Payung Sekaki mencatatkan angka tertinggi dengan 83 kasus, disusul oleh Kecamatan Marpoyan Damai dengan 68 kasus, dan Tuah Madani dengan 66 kasus.

"Ini jumlah kasus Januari sampai pekan ke-37, 13 September 2025. Tertinggi saat ini adalah di Payung Sekaki dengan 83 kasus, kemudian Marpoyan Damai 68 kasus, dan yang ketiga di Tuah Madani 66 kasus," jelas Kepala Dinkes Kota Pekanbaru, Hazli Fendriyanto, di Pekanbaru, Selasa (23/9/2025).

Meski demikian, terjadi tren penurunan kasus pada pekan ke-34, 35, dan 36. Pada pekan ke-37, kasus yang dilaporkan berjumlah 8, turun dari angka 15 dan 16 kasus per pekan pada periode sebelumnya.

Upaya pencegahan secara intensif telah dilakukan oleh petugas Dinkes, puskesmas, dan pustu. Hazli mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif memutus siklus perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.

"Masyarakat juga diharapkan melakukan upaya pemutusan dari bawah, di mulai dari perkembangbiakan nyamuk, mulai dia meletakkan telur di tempat itu. Bagaimana supaya tidak terjadi tempat perindukan, tidak terjadi tempat perkembangbiakan," ujarnya.

Langkah konkret yang dianjurkan adalah menguras bak mandi sekali seminggu untuk bak berukuran kecil. Sementara untuk bak penampung berukuran besar, dapat diberikan bubuk abate untuk membasmi jentik nyamuk.

"Kenapa harus seminggu sekali, karena mulai dari nyamuk meletakkan telurnya ke tempat penampungan air itu, sampai dia terbang, dia butuh waktu 10 sampai 12 hari. Jika hari ketujuh kita buang, itu kita kuras, tidak akan sempat dia berkembang biak menjadi nyamuk dewasa. Konsep awalnya sebenarnya seperti itu," pungkas Hazli. (*)