https://tulungagung.times.co.id/
Kopi TIMES

Mengabdi untuk Pendidikan di Pelosok Negeri

Senin, 22 April 2024 - 07:06
Mengabdi untuk Pendidikan di Pelosok Negeri Bambang Cahyono, S.Pd., M.H., Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Manduro 2 Kabuh, Jombang

TIMES TULUNGAGUNG, JOMBANG – “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).

Mengabdi pada awalnya bersifat transendental. Sesuatu yang muncul sebagai konsekuensi adanya makhluk manusia di hadapan Al Khaliq, Allah Ta’ala. Karena itu mengabdi kepada Sang Pencipta merupakan sesuatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap insan, tanpa ada perkecualian atau pilihan.

Pengabdian kepada-Nya tidaklah bersifat tentatif, melainkan bersifat permanen hingga akhir kehidupan. Dengan demikian mengabadikan pengabdian menjadi suatu kepastian. 

Pengabdian berarti perbuatan baik berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, norma dan ikatan lainnya yang dilakukan dengan ikhlas. Setiap manusia berhak memilih ingin mengabdikan dari pihak  manapun. Diantara sekian banyak bentuk pengabdian, pengabdian kepada negeri adalah salah satu bentuk pengabdian yang sangat ingin kulakukan, apalagi setiap membaca quotes dari kutipan pidato Mantan Presiden Amerika Serikat, John F Kenedy yang mengatakan bahwa "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu tapi tanyakanlah apa yang sudah kamu berikan kepada Negaramu."

Dan untuk yang kesekian kalinya pertanyaan tentang "Apa yang telah saya berikan untuk Negeri ini? rasanya masih berkecamuk didalam kepala dan berulang  kali pula membuat saya sebagai generasi muda bangsa ini merasa tertampar akan pertanyaan tersebut, terlebih lagi selama ini yang bisa kulakukan hanyalah meminta dan menuntut kepada Negara tetapi belum bisa memberikan kontribusi secara nyata yang besar bagi bangsa dan negara ini. Tetapi selama masih diberi kehidupan maka selama itu pula generasi muda termasuk saya sendiri harus berusaha untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara walaupun itu hanyalah sebuah hal kecil, sebab, hal besar memang berawal dari hal-hal terkecil serta dimulai dari diri sendiri.

Diantara sekian banyak hal yang dapat diabdikan untuk negeri, Ilmu adalah sesuatu yang paling penting untuk disalurkan kepada siapapun, sebab menurut perintah Agama Islam mengajarkan Ilmu adalah hal yang wajib bagi setiap muslim. untuk itu, sudah sepantasnya setiap manusia yang dilahirkan ke dunia mempunyai impian untuk bisa mengeyam pendidikan setinggi-tingginya lalu mengamalkannya untuk orang lain karena dengan ilmu kita dapat memberikan banyak manfaat kepada orang lain.

Untuk memaknai pengabdian, tidaklah cukup dibatasi dengan pemahaman dan implementasi sempit, melainkan seharusnya dipahami secara luas, sehingga pengabdian memenuhi kepentingan yang sebenarnya.

Untuk mewujudkan implementasi pengabdian tidaklah mudah, karena tidak sedikit insan yang abaikan kewajibannya untuk mengabdi secara benar kepada-Nya, apalagi kepada yang lain, orang tua, masyarakat, bangsa dan kemanusian serta makhluk lainnya.

Kita seharusnya menyadari bahwa kehidupan manusia di dunia sangat membutuhkan pengabdian. Pengabdian dimaksudkan bukanlah untuk pihak lain, melainkan yang lebih utama adalah untuk diri sendiri.

Banyak bukti bahwa pengabdian dan kerja keras adalah penting untuk raih kesuksesan, karena pengabdian dan kerja keras memberikan kemampuan dan kekuatan yang bisa tunjukkan hasil kerja yang terbaik dan kesuksesan.

Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan baik dan telah mendapat dukungan orang  yang berdedikasi, biasanya dapat menjadi sumber inspirasi. Sumber inspirasi inilah yang sering menghasilkan kerja yang terbaik. Ingat, bahwa dedikasi bukanlah apa yang kita harapkan dari orang lain, melainkan apa yang kita berikan kepada pihak lain.

Peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang harus melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti untuk menggantikan kaum yang telah merusak moral dan perilakunya dan juga sebagai generasi pembaharu untuk memperbaiki kerusakan dan penyimpangan negative yang ada pada suatu lingkungan masyarakat.

Namun, jika melihat potret pendidikan di Pelosok Negeri ini, khususnya di Kabupaten Jombang ternyata masih banyak teman-teman kita diluar sana membutuhkan uluran tangan kita untuk membantu mereka mendapatkan pendidikan yang layak. Walaupun banyak tantangan yang harus mereka hadapi seperti akses ke sekolah yang sulit dengan jarak berkilo-kilo meter, fasilitas disekolah yang memadai serta minimnya tenaga pengajar yang dapat menjangkau teman-teman pelosok tampaknya tak cukup kuat untuk menyurutkan semangat mereka untuk menyongsong masa depan pendidikan  yang lebih baik.

Maka apabila sebagai seorang terpelajar kita hanya bisa diam? tentu jawabnya Tidak!. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu terwujudnya pendidikan pelosok yang menyenangkan, dan salah satu bentuk pengabdian yang saya pilih adalah dengan turut berkontribusi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai organisasi, ormas, komunitas pemerhati peduli pendidikan. Sebab sudah seharusnya kita bisa meluangkan waktu lebih dalam perjuangan terorganisir agar teman-teman di pelosok dan masyarakat pada umumnya dapat menikmati pendidikan yang selama ini cenderung diabaikan oleh Pemerintah.

Dalam kehidupan ini, kita tidak bisa lepas dari dunia kerja yang menjadi wahana untuk mencari nafkah dan kehidupan. Dalam menjalankan tugas dan pekerjaan pada posisi apapun, kita wajib utamakan tunjukkan pengabdian, kerja keras, dan melayani. Jika mampu tunjukkan diri secara istiqamah dan sungguh-sungguh, insyaallah hasil pekerjaan dan kehadiran kita diterima dengan baik. 

Sebagai warga negara pada hakekatnya mendapat jaminan hidup yang selayaknya, tanpa kita minta, baik itu terkait dengan keselamatan, kenyamanan, keamanan dan perlindungan jiwa dsn raga. Namun tidak semua orang sadar akan karunia ini. Karena itu kita perlu tunjukkan kesadaran akan tanggung jawab dan pengabdian kita untuk bangsa dan negara, dengan ikuti semua peraturan dan perundang-undangan yang ada, serta menjaga keutuhan dan persatuan bangsa sesuai dengan posisi kita.

Selanjutnya dalam hidup beragama, kita seharusnya mengacu pada rujukan utama, sebagaimana yang Allah swt firmankan dalam QS Adz-Dzaariyaat: 56, yang artinya “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)”. Ayat ini mengandung maksud, manusia wajib melakukan ibadah kepada Sang Pencipta dalam kondisi apapun. Bahkan diperkuat dalam QS Al Fatihah: 5,  yang artinya “Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan”.

Ayat ini memperkuat bahwa etika manusia kepada Tuhan, bahwa kita harus utamakan mengabdi dengan ibadah yang sesungguh-sungguhnya, baru kita mohon pertolongan. Kelihatannya QS Al Fatihah sering kita baca dan kurang diresapi makna ayat-ayatnya dan mengamalkannya. Kita sangat menyadari bahwa idealnya setiap insan mau dan mampu tunjukkan pengabdiannya dalam semua settings dan konteks, namun dalam prakteknya tidaklah mudah diwujudkan.

Kelemahan dan keterbatasan pribadi dan tantangan dari luar yang tidak bisa diatasi dengan baik membuat kita tidak mampu tunjukkan pengabdian yang optimal kepada Tuhan, keluarga, sahabat, masyarakat, institusi tempat bekerja, negara dan kemanusiaan. Hal ini memberikan bukti kita justru menjadi beban mereka.

Sudah saatnya kita bergerak mengabdi untuk Negeri. Dimulai dengan turut berkontribusi dalam kegiatan di Pelosok Pedalaman Desa terpencil yang merupakan tonggak awal kemajuan pendidikan Indonesia khususnya di Pelosok Negeri ini. Maka dengan ini penulis menyatakan bahwa siap mengabdikan diri untuk pendidikan di pelosok walaupun sadar bahwa akan ada banyak rintangan yang harus dihadapi kedepannya.

Berdasarkan kondisi itulah perlu kesadaran penuh, bahwa kita memiliki kewajiban moral untuk tunjukkan pengabdian yang sudah mengkarakter, sehingga mengabadi kita bawa hingga akhir hayat nanti. Mengabdi menjadi kebutuhan, bukan beban. Mengabdi menjadi kebanggaan, bukan kesedihan. Mengabdi menjadi kehormatan, bukan kehinaan. Mengabdi menjadi menyenangkan, bukan memalukan. (*)

***

*) Oleh : Bambang Cahyono, S.Pd., M.H., Guru Pendidikan Agama Islam di SDN Manduro 2 Kabuh, Jombang 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Tulungagung just now

Welcome to TIMES Tulungagung

TIMES Tulungagung is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.