TIMES TULUNGAGUNG, JEPANG – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,8 yang berpusat di lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, mengguncang kawasan Pasifik hingga memicu peringatan tsunami besar-besaran di Jepang.
Namun, di tengah situasi genting itu, kabar melegakan datang dari seorang mahasiswa asal Indonesia, Roro Larasati (22), yang tengah menempuh studi di Negeri Sakura.
"Ada gempa di Hokkaido, tapi tempatku aman. Nggak ada guncangan sedikit pun, saking ujungnya aku," ujar Roro kepada TIMES Indonesia melalui pesan singkat, Rabu (30/7/2025) malam.
Meski berada di Jepang utara yang dekat dengan wilayah terdampak, Roro mengaku dirinya berada di zona yang aman dari rekam sejarah bencana.
“Alhamdulillah di tempatku nggak ada rekam sejarah gempa atau tsunami. Jadi aman. Jangan khawatir kalau ada yang mau khawatir soal berita nanti,” tambahnya menenangkan.
Roro juga menyampaikan harapannya bagi seluruh WNI di Jepang agar selamat dan bisa segera dievakuasi.
“Semoga warga WNI semuanya di Jepang selamat, bisa evakuasi dan nggak ada korban,” ujarnya.
Ia bahkan mengungkap bahwa sebulan lalu dirinya mendapat pelatihan langsung dari pemerintah Jepang soal mitigasi gempa dan tsunami. Pelatihan ini, kata Roro, sangat membantunya tetap tenang dalam situasi mencekam seperti ini.
Sementara itu, gelombang tsunami setinggi 1,3 meter telah dilaporkan menghantam pelabuhan di Prefektur Iwate pada pukul 13.52 waktu setempat.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengeluarkan peringatan tsunami skala besar yang berlaku untuk seluruh wilayah pesisir Pasifik Jepang, menyusul gempa Kamchatka yang memiliki kedalaman dangkal dan potensi destruktif tinggi.
“Gelombang tsunami dengan ketinggian hingga tiga meter bisa menghantam kawasan pesisir timur Jepang kapan saja,” sebut peringatan resmi JMA.
Mereka menambahkan, peringatan ini tidak akan segera dicabut karena gelombang susulan yang berbahaya masih mungkin terjadi dalam hitungan jam.
Wilayah yang paling dikhawatirkan terdampak antara lain Iwate, Miyagi, Fukushima, Ibaraki, dan Chiba. Pemerintah Jepang telah mengaktifkan sistem peringatan darurat dan meminta warga di sepanjang pesisir untuk segera mengungsi ke dataran tinggi. Aktivitas di pelabuhan, sekolah, dan transportasi massal dihentikan sementara.
Gempa besar ini menjadi pengingat nyata bahwa Jepang masih berada di zona rawan gempa dan tsunami. Kamchatka sendiri dikenal sebagai bagian dari “Ring of Fire”, zona seismik aktif yang membentang dari Rusia, Jepang, hingga ke Indonesia. Sistem peringatan dini di Jepang terbukti sigap merespons, bahkan hanya beberapa menit setelah gempa terdeteksi.
Bagi para WNI di Jepang, kesiapsiagaan dan informasi yang cepat menjadi kunci bertahan. “Buat teman-teman yang di Jepang, tetap tenang, ikuti arahan evakuasi dari pemerintah, dan jangan sepelekan peringatan tsunami,” pesan Roro.
Situasi masih terus dipantau. Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI di Tokyo juga telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI untuk menjaga keselamatan dan segera menghubungi hotline darurat jika membutuhkan bantuan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Mahasiswa Indonesia di Jepang Cerita Selamat dari Ancaman Tsunami, Usai Gempa Dahsyat di Kamchatka
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Faizal R Arief |